Memberi Melebihiku "Bagian 5"
“Sudah sampai , “sahut bapak sambil menaruh gerobaknya. Aku
melihat sebuah gedung besar dan tinggi di depanku. “ibu ada di dalam gedung
ini,pak?! Tanyaku bingung.
“Bukan di dalam, tapi di belakang gedung ini, Dek”, jawab
bapak.
Akhirnya, kami berjalan menuju gang kecil di sisi gedung besar tersebut. Hari ini sudah cukup
gelap karena matahari sudah terbenam. Tapi, semangatku cukup besar
untuk bisa bersama ibu.
“ itu tempat Ibu Asih”. Kata bapak yang ada di depanku sambil terus melangkah pelan dan hati – hati.
“Dimana,Pak? Tanyaku heran.
“Mari sini.” Akhirnya bapak meraih pundaku dan menghentikan
langkahnya.
“Bu Asih sudah meninggal dunia tadi pagi, Dek. Sakit batuk
menahunnya kambuh. Apalagi ini musim huja. Bu Asih kan tidurnya di emperan
jalan, mungkin kondisinya lagi lemah, jadi dia nggak kuat menahan penyakitnya.”
Ucap bapak sambiol menghela nafas panjang.
Seketika aku diam, perasaanku sakit, sangat sakit,melebihi di
pukuli atau di siksa oleh Bang Japar. Mulutku seperti kaku, dadaku sangat
sesak. Kakiku lemas. Seketika, aku jatuh dan memeluk gundukan tanah sambil
menjerit dan menangis.
“Ibuuuuuuuuuuuuuuuu....!” Jeritanku sangat kencang. “Jangan
dulu pergi, Buuu...! kenapa secepat ini, Buuu...?
Aku baru saja merasakan kenyamanan yang belum pernah aku
dapat. Dia merangkul dan memelukku erat di saat ibu kandungku saja membuangku.
Dia memberiku makan di tengah kesusahan dan dan sakit yang sedang di deritanya.
Dia menganggapku berharga dan
merangkulku ketika orang lain menganngapku sampah. Tangisku semakin keras.
“Maafin aku,, Buuu....,mungkin kalau kemarin aku nggak
memakan makanan ibu, pasti ibu masih kuat bertahan melawan penyakit itu ...” kataku sambil terus
menetesi gundukan tanah tersebut
dengan air mata.
Bapak coba menenangkanku, dia menjelaskan bahwa selama ini,
Bu Asih menyisihkan uang untuk persiapan
pemakamannya sendiri. Supaya bisa di kubur dan di manusiakan di akhir hayatnya
dengan layak, mengingat dia sama
sekali nggak punya sanak saudara di kota yang besar ini. Seperti itu pesannya
kepada bapak.
Komentar
Posting Komentar