Cerita Konyol si Miskin


Hari itu, seluruh siswa riuh dan berbahagia. Hari dimana semuanya mengenakan pakaian terbaiknya sebelum hengkang dari sekolah tercinta. Senyum para guru yang berseri seri melihat anak didiknya penuh haru dan bangga. Nampak seorang wanita paruh baya dengan mengenakan batik dan setelan rok hitam, di padu dengan kerudung yang senada dengan batik itu yang membuatnya anggun di tambah dengan senyum bahagianya. Iya  dia bu Mumu, wali kelas kelas 12 IPA 1. Raut wajahnya sangat menggambarkan haru dengan senyumnya yang sedari tadi tangannya di cium oleh para siswa/siswi  di acara pelepasan siswa. Senyumnya pudar tat kala seorang siswa mencium tangannya tanpa  melihat wajah gurunya bahkan memalingkan wajahnya.

Ialah Alfian, siswa kelas 12 IPA 1 yang menjadi murid kebanggaannya. Saat acara selesai, ibu Mumu berjalan ke ruang kantor dan tidak sengaja melihat Alfian yang sedang  berbincang dengan guru bidang kuriukulum yang terlihat bahwa  Alfian wajahnya murung. Segera setelah melihat itu ibu Mumu menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi. Bu Yeslin dengan sigap menjawab bahwa Alfian menolak beasiswa untuk dirinya. Bu mumu menatap tajam wajah Alfian yang sedang menunduk dan membuka percakapan.
“Jagoan ibu kenapa menolak beasiswa hmmm...?”. Tangan bu mumu mengelus kepala Alfian yang mulai terisak menangis.

Alfian tak bisa lagi menahan kesedihannya dan langsung memeluk kaki bu mumu, ia mennagis sejadi jadinya. Beruntung Ruangan itu jauh dari keramaian dan kedap suara ke luar.
“Fian gak mau jauh sama ibu, Fian pengen kerja aja, trus bantuin ibu cari uang”. Ucap Fian dengan terbata dan terisak.

Bu Yeslin pun menangis, begitu juga dengan bu Mumu.
“ Sayang, sini lihat wajah ibu..., kamu yang bilang pengen jadi orang sukses, kamu pengen sekolah tinggi, dan kamu sendiri yang berjuang buat dapet beasiswa ini kan...?, kamu bahagiakan ibu kan, hmmm....?

“Iya bu, Fian pengen bahagiakan ibu, Fian jagain Ibu”.  Jawabnya dengan suara yang sudah parau

“kalau gitu, bawa surat beasiswa ini dan berikan ke ibu panti, dan kamu harus ingat, kalau kamu itu laki laki, gak boleh cengeng, harus kuat. Janji sama ibu yah, kamu harus belajar kesana dan pulang dengan berhasil, oke sayang..?”. Bu  Mumu mengusap air mata Alfian  dan memeluknya erat.

Alfian yang berada di pelukan Bu mumu semakin menjadi tangisnya, dan sesaat setelah pelukan itu di lepaskan, Alfian mengusap airmatanya sendiri dan berkata “ Fian janji, Fian akan suskes buat ibu”.

Setelah itu Alfian langsung bergegas pulang ke panti dengan membawa surat beasiswa yang ia terima.



*** Bersambung*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi " Pemilik Mahkota Ratu dari Surga"

Air putih atau teh dan kopi?

Kecewaku tak berujung "simpang jalan part I"