Review buku "NEVER YOUNG TO BECOME A BILLIONAIRE"
Di kalangan para enterpnereur muda pasti gak asing mendengar nama Yasa Singgih. Seorang pengusaha muda yang menjadi salah satu penerima penghargaan dalam daftar 30 anak muda di Asia usia di bawah umur 30 tahun yang memberi perubahan di dunia retail dan E commerce.
Selain itu, Yasa juga menulis buku tentang perjalanan karirnya sebagai seorang pengusaha.
Buku berjudul " NEVER TOO YOUNG TO BECOME A BILLIONAIRE" sangat menampar bahwa usia bukanlah alasan untuk menunda kesuksesan.
Biasanya saya sendiri sangat malas untuk mendengarkan kata- kata motivasi dari orang tua.
Dengan membaca buku ini, semangat itu kembali membakar diri, mengelola keinginan untuk segera bangkit dan juga ber aksi membangun impian menjadi seorang pengusaha.
Gaya tulisan yang tidak kuno dan lebih ke bahasa sehari - hari, kita seperti tidak sedang membaca buku. Tapi seperti sedang ngobrol berdua dan saling sharing keluhan saat memulai usaha.
Buku berjudul " NEVER TOO YOUNG TO BECOME A BILLIONAIRE" sangat menampar bahwa usia bukanlah alasan untuk menunda kesuksesan.
Biasanya saya sendiri sangat malas untuk mendengarkan kata- kata motivasi dari orang tua.
Dengan membaca buku ini, semangat itu kembali membakar diri, mengelola keinginan untuk segera bangkit dan juga ber aksi membangun impian menjadi seorang pengusaha.
Gaya tulisan yang tidak kuno dan lebih ke bahasa sehari - hari, kita seperti tidak sedang membaca buku. Tapi seperti sedang ngobrol berdua dan saling sharing keluhan saat memulai usaha.
Semua proses dalam membangun bisnis di sini ia beberkan,
bagaimana memutar uang modal yang begitu minim, disiplin, dan juga sharing ilmu tentang bagaimana melakukan aksi bukan hanya sekedar ingin berbisnis.
Hal yang paling menarik dari buku berjudul "NEVER YOUNG TO BECOME A BILLIONAIRE" adalah cerita ketika ia semasa sekolah, dimana sejak masih TK sampai dengan SMP dirinya selalu
menjadi anak yang berprestasi , dan saat
mengikuti tes IQ ia mendapatkan hasil
yang bagus dengan predikat siswa yang memiliki IQ di atas rata – rata.
Kemudian ketika SMA nilainya jadi merosot, ia menjadi siswa terendah kedua dari 40 siswa.
Pada saat kelulusan, siswa/siswi berprestasi di panggil naik ke atas panggung
unutk menerima penghargaan. Namun sangat tidak di duga – duga namanya turut di panggil keatas panggung “ Yasa Pamitha Singgih CEO dari Men’s Republik, satu – satunya siswa
yang pengusaha dari sekolah ini”. Seluruh hadirin bertepuk tangan meriah. Tidak ada sama sekali di benak
seorang Yasa untuk di panggil ke atas panggung untuk penerima penghargaan,
karena dirinya sadar kalau ia bisa lulus
dengan nilai pas pasan sudah bersyukur.
Salah satu kutipan dari buku
ini adalah “ Sedikit bicara perbanyak tindakan. Mulai aja dulu”.
Nilai yang dapat kita ambil adalah setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing - masing. Berhenti jadi orang lain dan fokuslah pada impian yang ingin kita capai.
Nilai yang dapat kita ambil adalah setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing - masing. Berhenti jadi orang lain dan fokuslah pada impian yang ingin kita capai.
***********
Jika kalian juga ingin membaca buku ini, sudah banyak beredar di Gramedia dan juga toko Online Shoop.
Harganya berkisar antara Rp. 65.000 - Rp.85.000
Komentar
Posting Komentar