I Hate Mom


"Kalau kamu merasa menderita, apalagi mama yang menghabiskan seluruh hidup hanya untuk menjaga dan merawat kalian, disini aku yang menderita". Ucap mama penuh penekanan di setiap katanya

"Itu pilihan Mom, itu pilihan mom untuk terus bersama dengan laki - laki brengsek itu". 

Sebuah tamparan keras mendarat di wajahku, sangat keras hingga memerah. Wajah mama terlihat menyesal dan hendak memelukku, tapi aku segera pergi meninggalkan halaman belakang rumah. 


**********

Ini sudah seminggu aku tak bersekolah, bagaimana mungkin bisa, aku tak punya uang. Aku tak mungkin minta sama bibi untuk uang jajan dan ongkos ke sekolah. Lagi pula, aku sudah tak memiliki tujuan dan cita - cita. Rasanya hidupku sudah hancur. Satu - satunya orang yang menjadi alasan kenapa aku bertahan sudah menghianati kepercayaanku. 


Desir angin sore ini sangat membuatku hilang arah. Pikiranku terombang ambing seperti air danau itu menari - nari penuh irama mengikuti arah angin namun tak kunjung menyapu tepian danau. 

" Si Cacat"
" Perbus"
"Anak salah adonan"

Why?, kenapa semua orang sangat membuatku ingin membuhuh mereka satu persatu. Atau apakah aku yang harus mati? 




******



Aku anak ke 4 dari 5 bersaudara, hanya kakak perempuanku yang sudah menikah. 

Dan di antara semuanya, aku yang paling dekat dengan Mom selain abang. 

Usiaku baru 14 tahun, baru masuk SMA kelas 1. Tapi cobaan hidup rasanya tak berhenti mengintai setiap langkah hidupku. 


Aku di lahirkan dari keuarga yang broken home yang membuatku sakit kepala setiap hari karna harus mendengar pertengkaran Mom dan papa setiap hari. 

Aku terlahir "CACAT" secara fisik dan mental. Namun orangtuaku tak menyadari dan menganggapnya itu hal yang biasa. 

**********
Bersambung 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi " Pemilik Mahkota Ratu dari Surga"

Air putih atau teh dan kopi?

Kecewaku tak berujung "simpang jalan part I"