Bahagia atau sukses?
Bahagia atau sukses?
Sukses belum tentu membuat anda bahagia. Sebab banyak orang
yang sudah mencapai banyak hal tapi selalu mengeluh karena merasa kurang. Anda
perlu merasa bahagia terlebih dahulu
kepada diri anda menerima semua kekurangan dan menyadari bahwa hidup ini tak semulus kain sutera! Sometimes you win sometiemes you learn. Salah
satu kunci sukses adalah merasa bahagia pada diri anda sendiri. Hanya orang – orang yang berbahagialah yang dapat mengeluarkan potensi secara
maksimal.
Lantas bagaimana agar kita dapat merasa bahagia? Kuncinya
adalah bersyukur. Kunci bersyukur adalah menyadari bahwa banyak orang yang kondisinya berada di bawah
anda.
Teman, sering kali kita tidak menyadari
anugerah yang telah kita miliki. Kondisi tubuh yang lengkap, keluarga yang
sangat mencintai, persahabatan yang erat, dan waktu yang kita miliki.
·
Anda mengeluh
tidak memiliki sepatu bagus, sampai anda
bertemu dengan mereka yang bersekolah dengan sepatu kresek. Maka,
barulah anda sadar betapa beruntungnya diri anda.
·
Anda mengeluh tidak memiliki orangtua yang kaya, sampai anda bertemu mereka yang berada
di panti asuhan. Maka, barulah anda menyadari
betapa luar biasanya orangtua anda.
·
Anda mengeluh tidak punya gadget terbaru, sampai anda
bertemu dengan mereka yang tidak
memiliki mata. Maka, barulah anda sadar bahwa keindahan dunia sudah anda dapatkan.
·
Anda mengeluh tidak datang ke konser, sampai anda bertemu dengan mereka yang belum pernah mendengar suara.
Maka barulah anda sadar betapa berharga pendengaran anda.
“Sukses di awali
dengan hati yang bahagia. Hati yang bahagia di dapat dari rasa syukur. Rasa
syukur timbul karena kesadaran diri. Dunia ini bergerak begitu cepat namun
biarlah hati kita tetap bergerak lambat, agar kita dapat selalu merasa”
Bahagialah dengan apa
yang kita miliki saat ini. Berhenti membandingan diri kita dengan orang
lain. Setiap manusia memiliki jalannnya sendiri – sendiri. Tuhan cukup adil
kepada hamba – hambaNya.
Teruslah berjuang meski
saat kita tak menemui jalanan terjal
pasti kita mnemui jalanan aspal
yang berkerikil. Cintai diri
sebagaimana ibu kita mencintai kita.
Yaitu cinta dengan perbuat bukan cinta dari perkataan.
Sumber : Never too young to become a billionaire
Penulis : Yasa Singgih
Komentar
Posting Komentar