Aku lebih baik "3"


Kalo kata orangtua jama dulu atau yang masih tinggal di daerah perkampungan yang masih banyak pepohonan dan tanah lapang. Mereka selalu bilang " maghrib, ayo masuk. Jangan di luar". Karena waktunya untuk solat maghrib dan memang itu adalah waktu bagi para lelembut untuk keluar rumah.

Beda dengan kita yang beraktifitas di siang hari. Setan lebih senang aktifitas di malam hari karena tidak ada sinar matahari. Karena mereka lebih suka hawa lembab dan dingin. 

Biasanya kalo di desa, adzan maghirb berkumandang, anak - anak kecil berlarian menuju masjid dan pengajian untuk mengaji. Nah ada sebagian anak kecil yang usianya 3 sampai 5 tahun itu mereka gak ikut solat, malah jajan di warung. 

Singkat cerita ada seorang anak laki - laki bernama Reza. Ia membeli eskrim dan memakannya sambil berjalan melalui jembatan. Karena letak warungnya ada di sebrang pendopo tempatnya mengaji. 

Lalu ada segerombolan lelembut anak kecil yang berlarian keluar rumah dan hendak nongkrong di jembatan tersebut. 

Salah satu dari lelembut itu memperhatikan dan mengikuti ke manapun Reza pergi, termasuk ke pendopo dan memperhatikannya mengaji, kendati eskrim yang di makannya sudah habis. 

Lelembut itu masih menginginkan eskrim itu dan terus mengikuti Reza. Ia ingin memasuki tubuh Reza namun tidak bisa karena tubuhnya kuat dan kebal. Sulit untuk masuk ke dalam tubuhnya. 

Hingga ke esokan harinya, lelembut itu melihat ibunda dari Reza sedang tidak enak badan da energinya berkurang. Lalu ia gunakan kesempatan itu untuk masuk ke dalam tubuh Ibunda Reza dan jadilah kerasukan. 

Dan terjadilah dialog ini 

Jawit : ( nenek reza )
Suntiah : (tante reza )
L : Lelembut 

Jawit : Ini siapa, darimana?

L : dari jembatan, ituu ( dengan suara khas anak kecil )

Jawit : pengen apa ? Anak saya lagi sakit kenapa di ganggu

L : enggak ganggu kok, siapa yang ganggu. Tadinya mau masuk ke badan dia (Reza) tapi gak bisa soalnya kuat badannya. 

Suntiah : kenapa kok pengen masuk?

L : kemarin liat dia makan es krim. Jadi pengen eskrim tapi gak di kasih. Pelit anak itu ( nunjuk Reza )

Jawit : Pengen eskrim atuh ambil aja di warung. Setan mah gak keliatan.

L : gak boleh, dosa. Nyolong itu dosa nanti di marahin Alloh ( katanya dengan suara anak - anak dan di tertawai oleh orang - orang yang hadir disana )

Suntiah : kalo di beliin eskrim udah ya pulang. 

L : Heeem 

Suntiah pun bergegas membeli eskrim berbentuk Cap yang memiliki varian rasa strawberry dan coklat. 

L : gak mau, eskrimnya bukan itu. Salah. Gak mau makan. 

Suntiah : trus yang kaya gimana? ( dengan nada menyentak )

L : ih, Galak amat jadi perempuan nanti cepet tua, kriput2. Jelek entar. Itu tuh yang makannya di giniin ( ia memperagakan memakan eskrim stik dengan menjulurkan lidahnya dan menjilati udara hampa )


Suntiah : coba Za, beliin eskrim yang sama kaya kemarin kamu beli. 

Reza bergegas dan segera kembali dengan membawa eskrim yang ia beli di warung kemarin. 

Lelembut itu memakannya sangak nikmat. Kamudian ia bersuara. 

"Ini suntiah anaknya mak jawa bukan?"

Suntiah : Memang kamu siapa?
L : Icha, yang meninggal di sungai itu. Sudah besar ya, sudah punya anak. 

Suntiah : oh, udah buruan keluar dari tubuh adik saya.

L : hiiih, galak. Gak di apa apain badannya, kan temen aku juga waktu dulu. 

Lalu lelembut itu tidak mau keluar dan malah bercerita. 

" iya, kangen sama orangtua, pengen nengok tapi takut sakit nanti dianya. Kalo aja gak kejadian waktu dulu. Enak kali ya jadi manusia lagi"

"Dulu aku di tarik sama buaya putih, gedeeee banget. Terus aku di masukin ke penjara, habis itu aku di pukul pakai ekor buaya. Trus aku kabur dari istana buaya itu. Aku duduk di tampian ( tempat nyuci di sungai) dan ada kakek - kakek baik hati yang ajak aku ke rumahnya yang di pohon ambon yang besar itu. Trus aku ketemu sama anak - anak seumuran. Jadi kalo magrib suka main ke jembatan. nanti pulangnya malem".

Selelesai bercerita, ia pun berpesan " jangan tinggalin solat yah, inget ka gusti Alloh. Jangan sampe kaya aku hidupnya pendek. Yaudah aku pamit. Titip orangtua ya. Bilangin aku pengen di doain".





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi " Pemilik Mahkota Ratu dari Surga"

Air putih atau teh dan kopi?

Kecewaku tak berujung "simpang jalan part I"