Kecewaku tak berujung "Hujan part 1"

    

  Mungkin aku terlalu mendalami kesedihan hingga aku lupa akan kebahagiaanku sendiri. kehilangan sosok yang sangat di cintai memang sulit untuk di terima logika dan hati.
Meski ku tau bahwa semua akan baik baik saja, namun rasanya dunia seolah berbalik 180 derajat.


     Aku kehilangan sosok ayah sangat menyayangiku. Aku tak berfikir apa aku bisa hidup tanpa sosok seorang ayah yang sejatinya bisa melindungiku di tengah keadaan yang serba sulit seperti ini.

      Pikiranku kosong tak terarah, namun langkah kakiku terus berjalan menuju tempat dimana aku bisa menghilangkan kesedihanku, yaitu kampus. Memang di kampus ada banyak yang bisa ku lakukan untuk mengusir rasa sedih dan gelisah yang selalu menyertai setiap saat.

    Aku bergegas menuju kampus yang tak jauh dari kost tempatku. langkah kakiku terhenti saat ada seseorang berdiri menghadang jalanku. Kemudian ia memegang pundak dan menatap wajahku yang sedari tadi menunduk.

"Heiii...., bolehkah aku memeluk dirimu untuk merasakan hati yang hancur karna kehilangan...?".

Dengan suara dan nada yang pelan, Nabil berkata dengan wajahnya yang sayu.

     Airmataku menetes dalam diam, lalu aku melepaskan tangannya dan segera pergi meninggalkannya. Langkahku tertuju pada sebuah taman di belakang kampus yang jarang di kunjungi oleh mahasiswa.Hanya ada beberapa anak yang sedang membaca dengan tenang tanpa bersuara di bawah pohon - pohon yang rindang.

       Sentuhan angin membuatku merasa tenang dan damai, rambutku pun bergoyang mengikuti irama angin yang menari nari. Suasana di tepi danau yang di kelilingi oleh pohon besar disini sangat membuatku nyaman. Mataku terpejam tak ku sadari hingga akhirnya aku tertidur di balik pohon besar itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi " Pemilik Mahkota Ratu dari Surga"

Air putih atau teh dan kopi?

Kecewaku tak berujung "simpang jalan part I"