Kecewaku tak berujung "Hujan part III"

     


   Langkah kakinya semakin tak jelas mengarah kemana, namun tiba tiba ia sampai di sebuah taman yang berada di belakang kampus, dan terlihatlah sosok Nathan yang terbaring di bawah pohon besar. Nabil dan Bastian berlari mengahpiri Nathan yang terbaring itu, hujanpun turun dengan deras hingga membuat mereka basah kuyup. Nathan tak sadarkan diri, hanya matanya yang sebam karna air mata yang mengalir dengan deras seperti hujan ini.
Bastian dan Nabil segera membawa Nathan ke rumah sakit.

       ''Kondisinya saat ini sangat lemah, perutnya kosong, dan ada kemungkinan saudara Nathan mengalami demam Thypoid". penjelasan dokter membuat Nabil dan Bastian terkaget tidak percaya, karna selama ini yang mereka tau bahwa Nathan tidak pernah sakit apapun.

     Kondisi Nathan masih tak sadarkan diri, Bastian dan Nabil semakin khawatir. Tak ada satupun dari mereka yang memiliki kontak keluarga Nathan. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang karna baju mereka basah kuyup karna kehujanan.


      "Bil, kau sebaiknya pulang duluan deh, kan rumahmu gak jauh dari sini. nanti gantian kamu kesini aku pulang". Nabil mengangguk dan pergi. Bayangan Nabil segera menghilang di balik sudut lorong rumah sakit.Padangan Bastian berbalik pada sosok yang terbaring lemah tak berdaya. wajahnya pucat, matanya masih terpejam, sepertinya ia sedang bermpimpi indah dalam tidurnya.

   Tak lama berselang Nabil datang kembali dengan pakaian yang lebih santai. " Bas, dari pada balik kan jauh, ini aku bawa baju salin. pake aja dulu, gak mungkin juga kan balik dengan kondisi yang basah kuyup kaya gini. Gih salin ". Nabil menyodorkan pakaian ganti dan lekas Bastian pun segera pergi ke toilet untuk mengganti pakaiannya.

Di luar hujan sangat deras, jendela kamar rumah sakit pun menjadi berkabut., Nabil tertidur si samping Nathan, sedangkan Bastian sibuk dengan ponsel yang ia pegang. Jarinya sibuk mengusap layar ponsel dan mencari kontak keluarga Nathan. Tapi nihil, Nathan bukanlah orang yang senang berselancar di dunia maya hingga sulit untuk tau siapa orang yang paling dekat dengannya atau yang sering berinteraksi dengannya di sosial media.

Cuaca semakin larut, tak ada tanda Nathan akan sadar, ia masih terpejam dengan mata sipitnya. Nabil dan Bastian pun ikut terpejam di samping Nathan.


****** Hujan selalu membawa cerita, meski terkadang luka, namun hadirnya selalu menjadi alasan untuk bisa mengenang dan menenangkan dalam gelisahnya hati karna rindu******

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi " Pemilik Mahkota Ratu dari Surga"

Air putih atau teh dan kopi?

Kecewaku tak berujung "simpang jalan part I"