Kecewaku tak berujung "Angin pantai Part akhir"


  1. "Jangan berbohong lagi, apa kau tau apa yang terjadi dengan Nathan..?". Tanya Bastian menatap mata nabil dengan seksama.

"se... sebenarnya ayahnya meninggal, baru 5 hari yang lalu". Jawabnya gugup dan sedikit menunduk.

"Inalillahi wainnalillahi rojiun, aku yakin dia sangat terpukul. Terlebih aku dengar dia mendapat peringatan karna beasiswanya akan di cabut jika nilainya terus merosot". Bastian dan nabil saling menatap dan memikirkan sesuatu, keduanya tersenyum dan segera pergi ke ruangan dimana Nathan di rawat dan di dapati orang yang di cari sedang memejamkan mata.


"aku akan pulang, kau tunggu disini okey...!". suruh nabil pada Bastian.
Bastian hanya mengangguk paham dan duduk sembari mendengarkan alunan suara melow yang menenangkan.

******
Nabil kembali ke rumah sakit dengan pakaian yang santai, terlihat dokter sedang berjalan keluar dari kamar pasien di ikuti dengan Bastian. Nabil urungkan niat untuk langsung ke kamar dimana Nathan di rawat. Ia mengekori Bastian dan ikut masuk dengan Bastian ke ruang dokter.

"bawalah sahabat kalian untuk pulang, hindari lingkungan yang membuatnya tertekan. Dia sudah membaik dan boleh pulang sekarang juga". Dokter menjelaskan dengan teliti
Setelah mendengarkan penjelasan dokter dan membolehkan Nathan untuk pulang, mereka berdua bergegas menemui sahabatnya. Mereka terkejut keadaan ruangan yang kosong, tak lama keluar seseorang dari balik pintu toilet. Terlihat Nathan yang sudah rapih dengan pakaian biasanya.


"Sudahlah, tak usah kaget seperti it, ayoo pulang..!". ajak Nathan pada keduanya
"Kita pulang ke rumahku ya, kau perlu di awasi agar tidak menghilang seperti kemarin, apa kau mau membuat kita jan....". Nabil mengehentikan ucapannya karna di potong oleh Nathan. " Baiklah, aku ikut saja. Tapi, aku ingin menikmati matahari sore di pantai". Tawarnya dengan senyuman manis miliknya.

"Deal, tapi kau harus mengenakan jaket tebal disana". Imbuh Nabil
" Ayo kita pergi sekarang". Bastian menengahi perbincangan keduanya dan sekarang tangan Bastian sudah berada di pundak teguh yang memang lebih pendek darinya dan segera berjalan meninggalkan nabil.

Mobil membelah jalanan dengan kecepatan yang sedikit cepat membuat para penumpang yang duduk di belakang membuka perbincangan. " heyy pak, apa kau akan membunuhku setelah menyelamatku kemarin". Ucap teguh dengan suara candaannya. Nabil yang sedang mengemudi hanya terkekeh kecil di ikuti Bastian yang tertawa geli melihat tingkah nabil.

Tidak cukup lama untuk sampai ke tempat yang di inginkan teguh. Mobil berhenti tepat di bibir pantai yang di sambut dengan deburan ombak yang menyapu bebatuan di hadapannya. Nathan keluar dengan cepat kemudian duduk di antara bebatuan itu. Rambutnya yang sedikit gondrong terbawa alunan suara ombak yang menggelitik kakinya. Matanya terpejam merasakan suasana yang sangat indah, benar benar indah dan mengagumkan ciptaan Tuhan ini. Nabil dan Bastian ikut duduk di sampingnya dan merangkul sahabatnya itu.

Matahari kian tenggelam di ujung lautan sana dan membuat ketiganya diam dalam suara ombak yang menari nari di hadapannya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi " Pemilik Mahkota Ratu dari Surga"

Air putih atau teh dan kopi?

Kecewaku tak berujung "simpang jalan part I"