Review buku "Narasi Gurunda"

Hallo sahabat muda, lama tak jumpa dengan Pangeran :)

Sudah lama hiatus sejak berakhinya masa karantina ODOP  dan sibuk dengan pekerjaan, 
kali ini Pangeran akan membahas mengenai buku  karya dari  mbak Jihan Mawwadah. Ia juga salah satu peserta di ODOP bacth tujuh.

Setelah berakhirnya masa karantina,  Mbak Jihan mengembangkan tugas biografi  yang harus setiap peserta buat ketika masih menjadi peserta sebagai syarat kelulusan. Ia menuliskan biografi tentang sang ayah yang  di beri judul "Narasi Gurunda". 

Pangeran sendiri malah menulis biografi tentang Mbak Jihan. hehe

Jika ia menuliskan sosok ayah yang sangat di cintai dan di hormatinya. Pangeran terketuk untuk menulis biografi tentang dirinya :)


Baiklah,  kita bahas mengenai bukunya.

Di awal - awal bab kita akan menemukan sebuah keluarga sederhana yang tinggal di desa. Layaknya suasana ketika pangeran masih kecil.

Tokoh utama dari novel ini bernama Taufik.
Sosok pejuang yang tangguh dan sangat mandiri. Kadang Pangeran merasa bahwa kami berdua memiliki kesamaan dalam hal prinsip dan juga kemandirian.


Lebih mementingkan pendidikan dari pada uang yang sifatnya sementara dan akan habis. sedangkan ilmu tidak akan pernah habis dan memang kewajiban manusia menuntut ilmu tanpa ada batasan usia.

Keadaan ekonomi yang membuat Taufik harus membatu ibundanya untuk berjualan kue di pasar.  Taufik remaja menghabiskan waktunya  hanya untuk belajar, dan yang pasti membantu kedua orangtuanya. Sangat jarang ia menghabiskan waktu  untuk bermain.

Sama seperti pangeran yang lebih memilih ke sawah mencari rumput untuk kambing sembari menemani ibu menanam padi di sawah.

Saat - saat memasuki bangku kuliah Taufik harus pergi jauh dari keluarganya. Menjadi anak kost memang  harus bisa prihatin. Harus pintar mengatur waktu dan mencari pekerjaan sampingan supaya dapat uang tambahan untuk bayar kuliah dan makan sehari - hari. Mulai menjadi guru les, hingga menjadi tenaga honorer di Mts.


Lagi - lagi, apa yang di rasakan Taufik  di rasakan juga oleh Pangeran.


Hmmm, intinya buku ini seolah mengenang diri sendiri ke masa lalu. dimana semua kejadian tergambarkan di dalam buku yang berjudul "Narasi Gurunda".

Pesan  dari buku ini terdengar klasik namun menyentuh untuk senantiasa menjaga solat dan mengaji.

Mengalir seperti air. Setiap kalimat seolah membawa kita ke dalam imajinasi nyata dalam ruang waktu di masa itu.


Buah akan jatuh tidak jauh dari pohonnya, kecuali pohonnya di pinggir sungai :)



kurang lebih begitulah ya,

See youuu :)





Komentar

  1. Terimakasih Pangeran :) ditunggu karya tentang Sri nya nih 😁😁🙏

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi " Pemilik Mahkota Ratu dari Surga"

Air putih atau teh dan kopi?

Impossible is Nothing