Cerita NGODOP batch 7

8 pekan ikut ODOP bukan waktu yang sebentar. Tapi ketika sudah selesai. Ko waktu sangat singkat.

Memang benar ya, waktu itu seperti pedang. Kalau tidak di gunakan akan membuat kita terbunuh.

ODOP ( One Day One Post ).  Aku di tantang untuk menulis setiap hari. Awalnya berat, tapi lama kelamaan jadi terbiasa dan ketagihan untuk menulis.

Awal masuk kesini karena rekan kerja di kantor lama yang tau bahwa aku itu penulis blogger.

Awalnya dia minta no telfon untuk di masukan ke group pekerjaan. Ya karena aku baru di mutasi dari bagian lain yang membuatku harus beradaptasi di lingkungan dan orang - orang baru.

" Berani terima tantangan nulis selama 2 bulan tanpa jeda?".  Ucapnya dengan nada menantang perang.

"Haha, itu sih gampang mba, cetek". Jawqbku dengan meremehkan.

Dia menjelaskan dengan detail programnya seperti apa. Bagaimana  sistemnya dan seperti apa gambaran kelas group WhassApp.

Pendaftaran sudah akan di tutup dalam hitungan jam.   Jam makan siang sudah menanti, pas turun dari tangga.  Papasan dengan  sosok cewe centil yang  menatap penuh minat.  "Namamu belum ada di list pendaftara". Ucapnya dengan nada sedikit sinis.


Aku hanya cengengesan dan berlalu begitu saja. Perutku lapar. Aku tak punya banyak energi untuk berdebat'pikirku.

Malam pun tiba. Aku segera mendaftar dengan beberapa persyaratan  yang sudah aku penuhi. 

*****

Hari dan pekan pertama itu biasa saja bagiku. Aku terlalu sibuk dengan pekerjaan yang membuatku stress. Beruntung aku punya banyak stok tulisan yang belum naik ke media.

Dan sesi bedah, pertama kali adalah karya miliku yang menjadi  sasaran.  Berbagai kritik dan saran aku dapat. Dan memang sesuai prediksiku. Aku lemah di tata cara dan peraturan penulisan dan juga tanda baca. Ah masa bodo, lain kali aku perbaiki'pikirku.

Di akhir pekan selalu ada tantangan. Dan di akhir pekan juga aku selalu di hantui oleh para kolektor penagih tulisan yang belum di setor.

"Hai pangeran, jangan lupa setor harian dan tantangannya".  Sebuah pedan dari PJ bernama Febri Ika

Lalu ada pesan yang masuk lagi .
" hai pangeran, ada kendala kah?. Dirimu belum setor selama satu pekan ini".  Pesan dari cewe centil yang menjerumuskanku ke dalam  ODOP ini yang bernama Florensia Prihandini. Salah satu PJ dan juga rekan kerjaku di perusahaan sebelumnya.


Aku hanya memberikan bendera putih pertanda aku menyerah. Pikiranku sedang kacau. Pekerjaan sangat membuatku stress dengan tekanan yang bertubi - tubi pekan ini.  Tapi waktu libur aku pergunakan untuk mencicil semua tugas itu sampai akhirnya bisa lolos ke pekan selanjutnya.


Semakin  hari  aku semakin menikmati jati diriku sebagai seorang penulis. Ini karena aku  di tuntut untuk menulis. Ijaminasiku selalu melayang tanpa arah untuk mencoretkan cerita - cerita indah di dalam sebuah kertas yang aku sendiri terkadang bingung akan memulainya darimana.


Namun  Tuhan selalu memberikan jalan. Semua selalu selesai pada waktunya. 

Dari ODOP aku belajar banyak hal tentang dunia literasi. Tentang teman baru  yang hangat meski sebelumnya belum pernah mengenal bahkan bertatap muka pun belum pernah.

Aku juga belajar dari kisah - kisah tulisan yang membuatku melayang bersama imajinasiku.

Terimakasih  Mba Flo dan Mba Febri Ika yang senantiasa meneror pangeran di kala sedih ataupun senang.  Juga kepada semua pihak yang tidak h busa di sebutkan satu persatu.


Jadilah bagian dari pohon rindang yang memiliki banyak buah. Karena tidak hanya teduh. Siapapun juga bisa menikmati lezatnya buat itu.


ODOP wadah yang besar. Seperti baskom yang mampu menjadi wadah bagi ribuan beras.

Tapi aku berharap bisa menjadi sebuah kerajaan seperti Storial.co & Wattpad  yang di dalamnya memiliki banyak cerita  kehidupan. Mampu menginspirasi dan juga mampu mengubah kehidupan seseorang lewat literasi.




Komentar

  1. Ow ow ow... Kalau ODOP menjelma jadi platform macam storial atau wattpadd, kasian mereka tersingkir nanti #ehgimanaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gpp, justru indonesia butuh banyak platform baca seperti ini. Jangan di banyakin Plafform belanja 😣

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi " Pemilik Mahkota Ratu dari Surga"

Kecewaku tak berujung "simpang jalan part I"

Jakarta semakin berseri