klalifah Abbu Bakar Siddik
KHALIFAH ABU BAKAR SIDDIK
a.
Proses di angkat menjadi khalifah
Nabi Mumammad SAW
, meninggal dunia pada tahun 632 M Setelah sebagina besar penduduk Arabisa
masuk Islam. Wafatnya Nabi Muhammad menghadapka masyarakat muslim kepada suatu
krisis kepemimpinan. Sebab Nabi Muhammad tidak pernah menunjuk antara
sahabatnya yang akan menggantikannya sebagai pemimpin umat Islam, bahkan tidak
pula membentuk suati dewan yang dapat menentukan siapa penggantinya. Segera
setelah wafatnya Nabi, tiga golongan yang bersaing – Anshar, Muhajirin dan Banu
Hasyim – terlibat dalam permasalahan kekhalifahan.
Kaum Anshar
menuntut bahwa mereka adalah orang-orang yang menolong dan memberi tempat
kepada Nabi pada sat pertama hijrah. Dan mereka mengusulkan Sa’ad bin Ubadah
sebagai calon pemimpin mereka. Oleh karnanya penerus Nabi hendaknya dari golongan mereka. Kaum
Muhajirin berpendapat, bahwa Abubakarlah yang lebih cocok dan terbaik yang bisa
dipilih sebagai pemimpin umat islam. Sementara Bani Hasyim mencalonkan Ali bin
Abi Thalib sebagai pemimpin mereka.
Situasi itu sangat
suram. Pada saat Nabi Muhammad wafat, Madinah penuh dengan orang – orang
munafik. Mereka menanti saat yang tepat untuk mengacau keadaan umat Islam.
Sementara itu, kaum Anshar telah berkumpul di Saqifa bani Saidah ( tempat
musyawarah milik Bani Saidah), untuk membicarakan dan menyelesaikan masalah
Kekhalifahan.
Mendengar kabar
itu, Abu Bakar, Umar dan Saad bin Ubadah, pergi ke Saqifa menemui orang – orang
Anshar yang sedang bermusyawarah memilih seorang pemimpin pengganti Nabi
Muhammad. Ketika Abu Bakar dan Umar bin Khatab tiba di Saqifa, kaum Anshar
telah siap membaiat Sa’ad bin Ubadah sebagai Khalifah.
Melihat kenyataan
seperti itu, Abu Bakar berdiri dan berpidato merinci jasa – jasa kaum Anshar
bagi tujuan Islam. Setelah semua di jelaksan, dengan membandingkan jasa kaum
Mujahirin, akhirnya Kaum Anshar menerima keberadaan Abu Bakar, dan mereka
setuju mengangkat Abu bakar sebagai Khalifah, Pengganti kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW.
Pada waktu abu
Bakar terpilih sebagai Khalifah ia berpidato, di antara isi pidatonya
ialah....” saudara-saudaraku sekalian, sekarang aku telah terpilih sebagi
khalifah, meskipun aku tidak lebih baik dari siapapun di antara kalian.
Bantulah aku bila berada dalam jal;an yang benar, dan perbaikilah aku bila bila
berada dalam jalan yang salah”. Lalu pidato ini di akhiri dengan ucapan :
“patuhlah kepadaku, sebagaimana aku mematuhi Allah dan RasullNya. Jika tidak
mematuhi-Nya janganlah sekali sekali kalian mematuhi aku”.
Pidato ini
menggambarkan kepribadian Abu Bakar dan kejujurannya sebagai umat Islam, yang
sangat Dekokratis.
b.
Jasa dan peninggalan abu bakar
a)
Memerangi kaum murtad, orang yang
menolak membayar zakat dan Nabi Palsu
Pada masa awal pemerintahannya, abu bakar banyak menghadapi gangguan
dari berbagai golongan, antara lain orang- orang murtad, golongan yang tidak
mau membayar zakat, dan nabi palsu. Adanya orang – orang murtad ini di sebabkan
karena mereka belum memahami benar tentang islam, mereka baru dalam taraf
pengakuan atau masuk islam dengan terpaksa. Sehingga ketika Rasulullah
wafat , mereka langsung kembali pada
agamanya semula. Karena mereka beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun
lagi setelah pemimpinnya , Nabi Muhammad SAW meninggal dunia. Disamping itu
mereka tidak dapat memisahkan antara agama dari Rasul pembawanya. Maka setelah
meninggalnya Rasullulah, mereka tidak terikat lagi dengan agama islam lalu
kembali kepada ajaran agamanya semula.
Golongan orang yang tidak mau membayar zakat,
kebanyakan berasal dari kabilah yang banyak tinggal di kota madinah, seperti
Bani Gatfhan, Bani Bakar dan lain – lain. Mereka beranggapan bahwa membayar
zakat hanya kepada Nabi Muhammad, dan setelah Nabi wafat, maka tidak ada lagi
kewajiban uintuk membayar zakat.
Sednagkan orang –
orang yang mengaku nabi , sudah mulai muncul pada hari – hari terakhir
kehidupan Nabi Muhammad, walaupun mereka masih menyembunyikan tujuan mereka
sebenarnya. Namun setelah Nabi muhammad wafat , mereka semakin berani
menunjukan kieinginan mereka, sebagai pengacau dan nabi- nabi palsu.
Diantara para nabi palsu itu ialah :
1)
Musailamah Al kadzab dari Bani
Hanifah.
2)
Thulailah bin Khuwaild dari bani
As’ad.
3)
Saj’ah Tamiyah dari Tamim , dan
dialah yang akhirnya kawwin dengan Musailamah al Kadzab.
4)
Aswad al-Ansi dari Yaman
Untuk mengatasi kekacauan tersebut , khalifah abu bakar bermusyawarah dengan para sahabat, tindakakn
apa yang harus di lakukan. Akhirnya dengan kesepakatan bersama, semua golongan
yang telah menyelewengnitu harus di perangi sampai mereka mau kembali kepada
kebenaran.
Untuk memerangi semua golongan itu khalifah Abubakar menyiapkan
sebelas pasukan tentara, yang masing – masing, yang masing – masing panglimanya
di pimpin oleh seorang panglima perang . masing- masing panglimanya di
perintahkan menuju daerah yang telah di tentukan, seperti :
1)
Khalid bin Walid di perintahkan
untuk memerangi Thulaihah bin Khuwaailid dan malik bin Nuwairah
2)
Ikrimah bin abu jahal di perintahkan
untuk memerangi Musailamah al-Kadzab di Yamamah, karena Ikrimah tidak tahan
lalu di bantu oleh Khalid bin Walid
3)
Surahbil bin Hasanah di perintahkan
ke yamamah juga
4)
Al muhajirin bin Abi umayah ke Yaman
untuk memerangi aswad al-Ansi
5)
Huzaifah bin Muhsin menaklukan negri
Dada di Oman
6)
Arfiyah bin Hatsamah ke negri Murrah
7)
Suaid bin Muqarin ke Timahah di
Yaman
8)
Al-Ula bin Hadrami ke Bahroen
9)
Thurairah bin hajiz ke negri Bani Sulaim dan Hawazin,
10) Amru
bin Ash ke negri Qudha’ah
11) Khalid
bin Said ke tanah tinggi Syria.
Lebih kurang satu tahun lamanya tentara Abu bakar baru dapat
menundukan orang – orang murtad , golongan yang tidak mau membayar zakat dan
nabi – nabi palsu. Sehingga seluruh jazirah Arab aman dan tenteram serta
bersatu kembali berada di bawah satu pimpinan.
Diantara para
panglima yang bertugas dalam upaya penumpasan para pengacau itu adalah Khalid
bin Walid . Ia dapat memaksa Thulailah dan Saj’ah memeluk agama islam kembali,
serta dapat menghancurkan kekuatan Musailamah di Yamanah. Yang membunuh
musailamah ialah Wahsyi, orang yang telah membunuh Hamzah dalam perang Uhud,
Sebelum ia masuk islam.
Setelah menumpas
kaum pemberontak dan pengacau itu, barulah Abu Bakar melangkahkan perjuangannya
ke luar dari jazirah Arab, yaitu kedaerah jajahan Romawi di Syria, dan
Kekuasaan Persia di Irak.
Dengan kekuatan
dan semangat tinggi yang dimiliki umat islam, akhirnya umat Islam dapat
menundukan dua kekuatan besar , yaitu Romawi
di Syria dan kekuatan Persia di Irak. Sehingga sedikit demi sedikit
daerah – daerah tersebut dapat masuk ke dalam wilayah kekuasaan umat islam.
Orang yang berjasa dalam penaklukan ini ialah khalid bin Wlaid dan Usamah bin
Zaid bin Haritsah.
b)
Kemajuan yang di capai pada masa
Khalifah Abu Bakar
Pada masa pemerintahan khalifah Abu bakar , telah di capai beberapa
kemajuan walaupun ia hanya memerintah selama kurang lebih 2 tahun 2 bulan.
Kemajuan – kem,ajuan ini antara lain :
1.
Perbaiukan sosial ( masyarakat )
2.
Pengumpulan Ayat – ayat AlQuran
3.
Perluasan dan Penyebaran Agama Islam
Perbaikan sosial yang di lakukan khalifah Abu Bakar
diantaranya ialah, menciptakan
stabilitas wilayah islam, mengamankan Tanah Arab dari gangguan – gangguan
golongan orang – orang murtad, golongan yangtidak mau membayar zakat, dan orang
yang mengaku nabi – nabi palsu.
Pengumpulan ayat-
ayat AL-Quran ini atas anjuran umar bin Khatab, yang merasa khawatir kehilangan
Al-Quran setelah lebih dari 70 orang sahabat yang gugur dalam upaya pnumpasan
para pembangkang, terutama ketika memerangi nabi palsu musailamah Al – Kadzab.
Alasan lain, ayat – ayat yang di tulis berserakan pada daun kurma, kulit kayu,
tulang, dan sebagainya, di khawatirkan akan mudah hilang dan rusak.
Usul tersebut di
terima oleh Khaliah Abu Bakar, lalu ia memerintahkan Zid nin Tsabit untuk
mengumpulkannya dalam satu mushaf. Setelah selesai, mushaf tersebut dio simpan
oleh Abu Bakar, sepeninggal abu bakar, musha itu di simpan oleh umar bin
Khattab, dan setelah Umar meninggal , di simpan oleh Hafsah binti Umar, isteri
Nabi Muhammad.
Perluasan dan penyebaran agama islam mulai di lakukan khalifah Abu
Bakar ke Irak, Persia, dan Syria
a.
Perluasan wilayah Irak dan persia
Pada
tahjun ke 12 Hijriah, Khalifah Abu Bakar mengirimkan pasukannya ke Irak yang di
pimpin Khalid bin Walid dan di bantu oleh Al-Mutsanna bin Haritsah dan Qa’qa
bin Amr.Irak pada waktu itu merupakan daerah jajahan kerajaan persia. Sebelumnya
Khalid bin Walid mengirim surat kepada Hormuz, panglima perang persia, yang
isinya mengajak dia dan pasukannya memeluk agama Islam.
Permintaan
ini di tolak oleh Hormuz, mereka lebiih senang berperang melawan tentara Islam.
Dalam peperangan ini, pasukan khalid bin walid mendapatkan kemenangan denga
mengalahkan panglima Hormuz di tangannya sendiri. Daerah – daerah yang di
taklukan khalid bin walid pada waktu itu ialah : Mazar, walajah, Allis,Hirrah,
Anbar, Ainuttamar, dan Daumatul jandal.
b.
Perluasan Islam ke wilayah Syria
Untuk
menaklukan daerah ini , khalifah Abu bakar mempercayakan kepada panglima perang
usman bin Zaid bin Haritsah. Sebenarnya pasukan ini telah di persiapkan
sebelumnya oleh Rasullullah, tetapi belum terlaksana. Baru kemudian pada masa pemerintahan
khalifah Abu bakar inilah rencana itu dapat di laksanakan.
Pasukan
Usamah mulai bergerakdari negri Qudha’ah, lalu memasuki kota Abil. Dalam upaya
memperluas wilayah ke daerah Syiria di samping pasukan yang di pimpin usamah,
Khalifah Abu bakar telah mempersiapkan pasukan lainnya, untuk menguasai
palestina, di pimpin Amru bin Ash. Ke Roma, oleh Ubaidilah bin jarrah. Ke
Damaskus, dipimpin Yazid bin Muawiyah. Ke Yordania di pimpin oleh Syurahbil bin
Hasanah.
Untuk menghadapi pasukan besar Islam ini , Heraklius mengirim
sekitar 240.000 tentara ke daerah – daerah kekuasaannya di Syiria, Palestina,
Damaskus, dan sebagainya. Dalam menghadapi kekuatan besar ini, umat Islam
bersatu dalam satu Front . ini di lakukan Atas usulan yang di ajukan Khalid bin
Walid dan di setujui Khalifah Abu Bakar. Kedua Pasukan itu bertemu di salah
satu tempat ternama Yamruk. Sehingga pertempuran itu di sebut peperangan
Yamruk. Kekuatan islam dalam peperangan ini sekitar 30.000 sampai 40.000
tentara. Peperangan ini baru berakhir pada masa pemerintahan Umar bin Khattab.
Sumber : Drs.Murodi ,sejarah kebudayaan Islam, semarang, Toha Putra
1995
Komentar
Posting Komentar